Minggu, 10 Juni 2012

KELUARGA

Keluarga (bahasa Sanskerta: "kulawarga"; "ras" dan "warga" yang berarti "anggota")[1] adalah lingkungan yang terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah.[1]
Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di antara individu tersebut

Pengertian

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Menurut Salvicion dan Celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.

Jenis

Ada beberapa jenis keluarga, yakni: keluarga inti yang terdiri dari suami, istri, dan anak atau anak-anak, keluarga konjugal yang terdiri dari pasangan dewasa (ibu dan ayah) dan anak-anak mereka, di mana terdapat interaksi dengan kerabat dari salah satu atau dua pihak orang tua. Selain itu terdapat juga keluarga luas yang ditarik atas dasar garis keturunan di atas keluarga aslinya.Keluarga luas ini meliputi hubungan antara paman, bibi, keluarga kakek, dan keluarga nenek.

Peranan

Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat dalam keluarga adalah sebagai berikut:
Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.

Tugas

Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut:
  1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
  2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
  3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-masing.
  4. Sosialisasi antar anggota keluarga.
  5. Pengaturan jumlah anggota keluarga.
  6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
  7. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
  8. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.

Fungsi

Fungsi yang dijalankan keluarga adalah:
  1. Fungsi Pendidikan dilihat dari bagaimana keluarga mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak.
  2. Fungsi Sosialisasi anak dilihat dari bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
  3. Fungsi Perlindungan dilihat dari bagaimana keluarga melindungi anak sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
  4. Fungsi Perasaan dilihat dari bagaimana keluarga secara instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.
  5. Fungsi Agama dilihat dari bagaimana keluarga memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga lain melalui kepala keluarga menanamkan keyakinan yang mengatur kehidupan kini dan kehidupan lain setelah dunia.
  6. Fungsi Ekonomi dilihat dari bagaimana kepala keluarga mencari penghasilan, mengatur penghasilan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rkebutuhan-kebutuhan keluarga.
  7. Fungsi Rekreatif dilihat dari bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga, seperti acara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing, dan lainnya
  8. Fungsi Biologis dilihat dari bagaimana keluarga meneruskan keturunan sebagai generasi selanjutnya.
  9. Memberikan kasih sayang, perhatian, dan rasa aman di antara keluarga, serta membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.

Bentuk keluarga

Ada dua macam bentuk keluarga dilihat dari bagaimana keputusan diambil, yaitu berdasarkan lokasi dan berdasarkan pola otoritas 

Berdasarkan lokasi

  • Adat utrolokal, yaitu adat yang memberi kebebasan kepada sepasang suami istri untuk memilih tempat tinggal, baik itu di sekitar kediaman kaum kerabat suami ataupun di sekitar kediamanan kaum kerabat istri;
  • Adat virilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri diharuskan menetap di sekitar pusat kediaman kaum kerabat suami;
  • Adat uxurilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri harus tinggal di sekitar kediaman kaum kerabat istri;
  • Adat bilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri dapat tinggal di sekitar pusat kediaman kerabat suami pada masa tertentu, dan di sekitar pusat kediaman kaum kerabat istri pada masa tertentu pula (bergantian);
  • Adat neolokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri dapat menempati tempat yang baru, dalam arti kata tidak berkelompok bersama kaum kerabat suami maupun istri;
  • Adat avunkulokal, yaitu adat yang mengharuskan sepasang suami istri untuk menetap di sekitar tempat kediaman saudara laki-laki ibu (avunculus) dari pihak suami;
  • Adat natalokal, yaitu adat yang menentukan bahwa suami dan istri masing-masing hidup terpisah, dan masing-masing dari mereka juga tinggal di sekitar pusat kaum kerabatnya sendiri .

Berdasarkan pola otoritas

  • Patriarkal, yakni otoritas di dalam keluarga dimiliki oleh laki-laki (laki-laki tertua, umumnya ayah)
  • Matriarkal, yakni otoritas di dalam keluarga dimiliki oleh perempuan (perempuan tertua, umumnya ibu)
  • Equalitarian, yakni suami dan istri berbagi otoritas secara seimbang.

Subsistem sosial

Terdapat tiga jenis subsistem dalam keluarga, yakni subsistem suami-istri, subsistem orang tua-anak, dan subsitem sibling (kakak-adik).Subsistem suami-istri terdiri dari seorang laki-laki dan perempuan yang hidup bersama dengan tujuan eksplisit dalam membangun keluarga. Pasangan ini menyediakan dukungan mutual satu dengan yang lain dan membangun sebuah ikatan yang melindungi subsistem tersebut dari gangguan yang ditimbulkan oleh kepentingan maupun kebutuhan darti subsistem-subsistem lain.Subsistem orang tua-anak terbentuk sejak kelahiran seorang anak dalam keluarga, subsistem ini meliputi transfer nilai dan pengetahuan dan pengenalan akan tanggungjawab terkait dengan relasi orang tua dan anak

kerja sama

Kerja sama atau belajar bersama adalah proses beregu (berkelompok) di mana anggota-anggotanya mendukung dan saling mengandalkan  untuk mencapai suatu hasil mufakat. Ruang kelas suatu tempat yang sangat baik untuk membangun kemampuan kelompok (tim), yang Anda butuhkan kemudian di dalam kehidupan.

Kerja sama/belajar bersama adalah saling mempengaruhi sebagai anggota tim, Anda:
  • Membangun dan membagi suatu tujuan yang lumrah
  • Sumbangkan pemahamanmu tentang permasalahan: pertanyaaan, wawasan, dan pemecahan
  • Tanggap terhadap, dan belajar memahami, pertanyaan lain, wawasan dan penyelesaian.
  • Setiap anggota memperkuat yang lain untuk berbicara dan berpartisipasi, dan menentukan kontribusi (sumbangan) mereka.
  • Bertanggung jawab terhadap yang lain, dan mereka bertanggung jawab pada Anda
  • Bergantung pada yang lain, dan mereka bergantung pada Anda
Apa yang dilakukan tim belajar yang baik? What makes for a good learning team?
  • Kegiatan tim berawal dengan latihan, dan proses pengertian kelompok.
    Seorang instruktur mulai dengan memfasilitasi diskusi dan memberikan nasehat alternatif
    tetapi jangan membebankan pemecahan pada tim, khususnya bagi mereka  yang sulit bekerja sama.
  • Tiga sampai empat orang
    Tim yang besar menyulitkan untuk melibatkan setiap orang
  • Guru- menempatkan kelompok
    Menentukan kelompok berfungsi lebih baik daripada menempatkan diri sendiri
  • Berbagai  tingkat ketrampilan (kemampuan), latar belakang, pengalaman:
    • Setiap individu memperkuat kelompok
    • Setiap anggota kelompok bertanggung jawab tidak hanya untuk menyumbangkan kekuatannya, tetapi juga membantu pemahaman sumber dari kekuatan mereka.
    • Siapa saja yang tidak  beruntung atau  tidak senang dengan  keseluruhan mayoritas  harus diberanikan dan  didorong untuk berpartisipasi secara proaktif.
    • Belajar adalah pengaruh yang positif dengan peningkatan pilihan berbagai perspektif dan pengalaman untuk memecahkan persoalan, dan memperluas jarak rincian pertimbangan
  • Tanggung jawab setiap anggota untuk mencapai suatu tujuan ditentukan dan dimengerti melalui kelompok 
  •  
    • Jarak kerahasiaan antar anggota kelompok adalah cara terbaik untuk menilai siapa dia dan siapa yang tidak berkontribusi (berpartisipasi)
    • Kelompok mempunyai hak untuk memecat mereka yang tidak bekerja sama dan tidak berpartisipasi kalau semua bantuan gagal.
      (Orang yang dipecat kemudian dicarikan kelompok yang lain yang mau menerima dia)
    • Seseorang dapat berhenti apabila mereka bekerja banyak dengan sedikit bantuan dari yang lain. 
      (Orang ini sering mudah menemukan kelompok yang lain yang akan meneriman bantuannya)
  • Pembagian prinsip-prinsip pengoperasian dan tanggung jawab, ditetapkan dan disetujui oleh setiap anggota. Semua ini termasuk:
    • Tanggung jawab untuk hadir, menyiapkan, dan tepat waktu di dalam rapat
    • Ada diskusi-diskusi dan ketidaksepakatan terhadap pokok persoalan, menghindari kritik perorangan
    • Bertanggung jawab untuk membagi tugas dan menyelesaikannya tepat waktu
      Anda perlu melakukan tugas-tugas dengan sedikit pengalaman yang Anda miliki, dengan sebelumnya merasa persiapan tidak sempurna, atau bahkan berpikir yang lain akan berbuat yang terbaik. Terimalah tantangan, tetapi legalah di dalam keadaan bahwa Anda perlu bantuan, latihan, seorang pembimbing, atau harus berhenti dan melakukan tugas yang berbeda.
Proses
Mengacu pada Pedoman Proyek Kelompok  Group Project Guide
  • Buatlah tujuan-tujuan, definisikan seberapa sering dan dengan arti apa Anda akan berkomunikasi, menilai kemajuan, membuat keputusan, dan menyelesaikan persoalan
  • Definisikan sumber-sumber, khususnya seseorang yang dapat mengarahkan, mengawas, membimbing, dan bahkan mempertimbangkan.
  • Tinjauan jadwal kemajuan dan komunikasi untuk mendiskusikan apa yang termasuk pekerjaan dan yang bukan.
Tim yang ada persoalan harus diundang atau wajib bertemu dengan instruktur untuk membicarakan kemungkinan penyelesaian.
*  "Belajar bekerja sama sering digunakan di dalam pendidikan K-12, dan  belajar bersama di pendidikan tinggi.
Lihat juga: 
"Kursus teknis belajar bekerja sama (Cooperative learning in technical courses): tata cara, bersembunyi, dan  keuntungan , Richard M. Felder, North Carolina State University & Rebecca Brent, East Carolina University
Online Belajar Bersama di Pendidikan Tinggi, primary sites
web site yang memberikan banyak waktu  dengan  praktek yang terbaik di dalam  online Belajar Bersama di Pendidikan Tinggi, dengan masalah-masalah  yang terkait.  Tim Roberts, Faculty of Informatics and Communication, Central Queensland University, Bundaberg, Queensland 4670 Australia

ETIKA MENGGUNAKAN HANDPHONE


Perkembangan teknologi telekomunikasi memang maju pesat, salah satunya ditandai dengan semakin meluasnya penggunaan handphone. Hampir di setiap tempat kita bisa dengan mudah menemukan orang yang sedang mengutak-atik handphone. Ada yang sedang menelpon, SMS, main game, atau bahkan sedang update status facebook. Meluasnya penggunaan handphone hingga ke pelosok ini disebabkan oleh semakin murahnya harga handphone dan segala aksesorisnya, mulai dari kartu perdana, tarif telepon, SMS, tarif internet,dan lain-lain.


Saat ini ponsel pintar makin memungkinkan seseorang untuk chatting dengan harga murah, kapan saja, dan di mana saja. Sayangnya, kemudahan teknologi ini tidak membuat semua orang bisa menempatkan diri kapan dan bagaimana harus memanfaatkannya. Tak jarang, seseorang jadi terlihat tidak punya sopan-santun bagaimana menggunakan handphone. Cara penggunaan, cara pemeliharaan, dan semua hal-hal tentang handphone sudah kita hapal di luar kepala. Tapi kita kadang-kadang lupa satu hal, yang memang tidak pernah ada di buku manual handphone mana pun: etika. Meskipun hal ini seharusnya sudah Anda ketahui sejak dulu, mari kita lihat kembali bagaimana etika menggunakan handphone sehari-hari.

1. Hindari penggunaan handphone saat penggunaannya dapat menggangu orang lain
Jika berbicara dengan menggunakan handphone bisa mengganggu orang lain, misalnya dalam tempat ibadah, gedung bioskop, ruang kelas, gedung konser, dan lain-lainnya, maka hindari menggunakan handphone di tempat seperti itu. Anda dapat mengatur mode senyap atau silent dengan memberikan getaran pada handphone Anda sehingga tidak mengganggu orang lain. Bahkan jika perlu, matikan saja handphone Anda.
2. Jangan berbicara dengan suara yang keras di handphone
Hindari berbicara dengan ponsel dengan suara terlalu keras, khususnya jika Anda berada di tempat umum (public area). Apalagi Anda berbicara sambil tertawa keras sekali tanpa memperhatikan apakah orang-orang sekitar terganggu atau tidak. Hal ini akan menarik perhatian orang-orang pada diri Anda dan bisa menimbulkan gangguan bagi beberapa orang. Selain itu, mikropon dalam handphone mampu menangkap suara yang lembut sekalipun, sehingga tidaklah perlu tertawa keras, berteriak atau bersuara keras saat menggunakan handphone Anda.



3. Hindari pembicaraan pribadi di handphone
Jangan membicarakan hal pribadi dengan menggunakan handphone di tempat yang ada orang lain, misalnya saat berada di ruang rapat, ruang kerja yang digunakan bersama-sama, atau bahkan di tempat umum seperti di dalam bus, kereta api, halte, dan lainnya. Jika Anda harus segera menyelesaikan pembicaraan tersebut, bicaralah secara singkat dan telepon kembali segera setelah Anda keluar ruangan lalu lanjutkan pembicaraan pribadi tersebut.
4. Hindari berbicara urusan pribadi dekat orang lain
Jika Anda sedang berbicara di handphone, jaga jarak minimal 3 meter dengan orang lain agar tidak mendengar pembicaraan Anda. Jika Anda berdiri atau berada di dekat orang lain, akan membuat orang lain mau tidak mau mendengarkan urusan pribadi Anda.
5. Hindari menerima panggilan telepon saat sedang berbicara dengan orang lain
Hindari handphone Anda mengganggu percakapan yang sedang dilakukan. Umumnya saat handphone berbunyi, seseorang akan mengatakan: "Maaf, saya terima telepon dulu." Hal ini kurang menunjukkan etika dan respek terhadap lawan bicara yang sedang berhadapan langsung dengan Anda. Namun, dalam kasus khusus, menerima panggilan telepon saat sedang berbicara dengan orang lain boleh dilakukan jika memang benar-benar perlu untuk menerima panggilan telepon yang sifatnya darurat. Dalam keadaan ini, sebelum menjawab telepon disarankan untuk minta izin dulu dengan teman rapat Anda dan sebutkan alasannya agar mereka mengerti. Hal yang sama juga berlaku saat Anda mengetik SMS. Hindari mengetik SMS sambil berbicara dengan orang lain. Jangan berpikir bahwa dengan sembunyi-sembunyi mengirim SMS adalah sopan, justru sebaliknya. Seharusnya Anda katakan urgensinya sehingga lawan bicara Anda tidak menganggap Anda sombong atau tidak sopan.
6. Hindari menerima telepon atau mengirim SMS sambil mengemudi
Jangan menggunakan handphone untuk berbicara saat mengemudikan kendaraan apalagi mengetik dan mengirim SMS. Hal ini sangat berbahaya. Karena saat Anda berbicara melalui handphone, Anda sama lengahnya dengan seorang pemabuk. Apalagi jika Anda mengetik SMS, maka tingkat kewaspadaan Anda akan jauh berkurang. Prinsipnya adalah fokus mengendarai kendaraan Anda saat sedang berkendara lalu fokus menelpon saat tidak mengemudi.
7. Fokus kepada lawan bicara di handphone
Saat Anda memang sedang fokus berbicara dengan menggunakan perangkat telekomunikasi seperti handphone, lakukan itu memberi fokus kepada pembicaraan lawan bicara Anda. Komunikasi via handphone dilakukan secara verbal dan bukan visual, sehingga perlu perhatian penuh saat lawan bicara Anda berbicara untuk menghindari kesalahpahaman.
8. Kapan saat mematikan handphone?
Matikan handphone Anda saat sedang melakukan wawancara kerja, presentasi, pertemuan dengan direksi, dan beberapa tempat lainnya yang menuntut suasana senyap dan hening. Penggunaan phandphone di pesawat terbang juga dilarang untuk menghindari gangguan perangkat navigasi pesawat. Gunakan pengamatan Anda, apakah Anda berada di situasi yang menuntut untuk mematikan handphone Anda.
9. Lebih baik Telepon atau SMS?
Jika Anda berada dalam keadaan darurat atau keadaan yang membutuhkan respon cepat, hindari menggunakan SMS untuk menghubungi orang lain. Teleponlah sesegera mungkin, karena pembicaraan melalui telepon lebih efektif ketimbang mengirim pesan teks.
10. Hindari mengambil gambar atau memotret orang lain dengan handphone Anda tanpa izin
Jangan mengambil gambar atau memotret orang lain dengan handphone Anda tanpa izin, karena hal tersebut tidak sopan dan bisa membuat orang tersebut malu.
11.Hindari menerima gambar yang tidak senonoh dari orang lain dalam handphone Anda
Jika menerima gambar yang tidak senonoh dari orang lain dalam handphjone Anda, jangan meneruskan dan menyebarkan gambar tersebut kepada rekan-rekan Anda yang lainnya.


Menggunakan Handphone Sembarangan Bisa Berbahaya

Banyak kasus kecelakaan lalu lintas yang terjadi karena seseorang menggunakan handphone saat mengemudikan kendaraan. Konsentrasi seseorang akan berkurang saat mengemudikan kendaraan sambil bertelepon, apalagi jika dalam kecepatan tinggi. Itu sebabnya di banyak negara, penggunaan handphone selama mengemudikan kendaraan dilarang dan bisa dikenai sanksi pidana.

Penggunaan handphone bisa mengganggu konsentrasi dan menjadi faktor penyebab kecelakaan lalu lintas.
Di Indonesia sendiri mulai disosialisasikan dalam Undang-Undang Lalu Lintas yaitu UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas. Di dalamnya terdapat pasal yang berhubungan dengan penggunaan handphone yaitu Pasal 106 ayat 1 yaitu "Setiap pengendara wajib menjalankan kendaraannya dengan konsentrasi". Penggunaan handphone bisa mengganggu konsentrasi dan menjadi faktor penyebab kecelakaan lalu lintas. Itu sebabnya penggunaan handphone saat mengemudikan kendaraan bisa termasuk pelanggaran terhadap UU tersebut. Bahkan menurut penelitian, pengendara yang berbicara menggunakan handphone di kendaraan sama lengahnya dengan orang yang sedang mabuk.
Selain itu, menggunakan handphone di pesawat juga dianggap membahayakan. Dalam buku panduan berbagai perangkat selular mencantumkan petunjuk untuk mematikan perangkat selular di dalam pesawat karena bisa menyebabkan gangguan terhadap perangkat navigasi pesawat. Dalam UU ITE Pasal 33 juga mencantumkan larangan serupa yang berbunyi "Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan tindakan apa pun yang berakibat terganggunya Sistem Elektronik dan/atau mengakibatkan Sistem Elektronik menjadi tidak bekerja sebagaimana mestinya."
Penggunaan handphone secara sembarangan juga bisa menyebabkan berbagai problem lainnya. Misalnya merekam adegan yang tidak senonoh dengan kamera handphone bahkan mengirimkannya kepada orang lain. Lalu dengan mudah foto tersebut dikirimkan lagi kepada orang lain sehingga menyebar dengan cepat.

Telepon seluler atau handphone telah menjadi perangkat telekomunikasi yang sangat membantu. Namun jangan gunakan handphone Anda dengan sembrono yang menyebabkan kecelakaan ataupun gangguan bagi orang lain. Gunakan handphone Anda secara tepat dan dengan etika yang baik.